Sejarah Kelompok Studi Forestry GIS Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat

Oleh:

Syam’ani, S.Hut., M.Sc.

Pertengahan tahun 2013, saya diminta untuk mengelola Laboratorium Perencanaan Hutan dan Eksploitasi, dimana di dalamnya terdapat Seksi Laboratorium Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis (PJSIG). Pada saat itu, secara resmi saya hanya seorang diri dalam mengelola laboratorium. Tidak ada wakil, sekretaris atau bendahara, dan tidak ada teknisi laboratorium atau tenaga administrasi. Hingga pada akhir tahun 2013, saya bersama dosen senior Perencanaan Hutan sekaligus pembina/penasehat Laboratorium Perencanaan Hutan dan Eksploitasi, Dr. Drs. H. Suyanto, M.P., memutuskan untuk merekrut beberapa orang asisten mahasiswa. Hal ini bertujuan agar pelayanan laboratorium dapat lebih optimal, khususnya yang terkait dengan Sistem Informasi Geografis. Mengingat Sistem Informasi Geografis merupakan bidang ilmu yang ditonjolkan di dalam Laboratorium Perencanaan Hutan dan Eksploitasi. Akhirnya, pada saat itu kami merekrut 6 (enam) orang mahasiswa yang semuanya dari angkatan 2010. Dimana mahasiswa angkatan 2010 sendiri merupakan generasi pertama mahasiswa yang mengambil mata kuliah Sistem Informasi Geografis Sejak Mata Kuliah Sistem Informasi Geografis baru muncul di dalam Kurikulum 2010 Fakultas Kehutanan Unlam. Keenam asisten mahasiswa tersebut selanjutnya kami didik tentang dasar-dasar Sistem Informasi Geografis (SIG).

Jika ditarik mundur ke belakang beberapa tahun lagi, teknologi PJSIG sebenarnya sudah lama akrab dengan beberapa dosen Fakultas Kehutanan Unlam. Bahkan untuk ukuran Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), Fakultas Kehutanan merupakan yang paling pertama kali dalam mengadopsi teknologi PJSIG. Mulai tahun 90-an, dari generasi dosen PJSIG paling senior, yaitu Ir. Bambang Purbowiseso, M.S. (alm.). Sehingga boleh dikatakan Fakultas Kehutanan paling awal sekaligus paling unggul dalam bidang ilmu PJSIG, khususnya di lingkungan Universitas Lambung Mangkurat.

Akan tetapi, ada satu permasalahan, keunggulan Fakultas Kehutanan dalam bidang PJSIG hanya ada di level dosen, sementara mahasiswanya jauh tertinggal. Hal ini tidak terlepas dari kondisi dimana mata kuliah SIG sendiri baru muncul pada tahun 2010. Sebelum tahun 2010, hanya ada mata kuliah Remote Sensing, itu pun mata kuliah pilihan yang biasanya sepi peminat. Situasi seperti ini berimplikasi pada rendahnya minat mahasiswa untuk mengambil penelitian skripsi yang menggunakan teknologi PJSIG.

Setelah terbentuknya asisten PJSIG pada akhir tahun 2013 yang anggotanya “cuma” enam orang, muncul sebuah pemikiran di dalam benak saya, “Bagaimana caranya agar kekuatan PJSIG di Fakultas Kehutanan Unlam bukan hanya di level dosen, tetapi juga di level mahasiswa?” Sebab bukan satu hal yang membanggakan, jika hanya dosennya yang unggul di bidang SIG sementara mahasiswanya tertinggal.

Pemikiran ini saya diskusikan dengan enam orang asisten PJSIG generasi pertama. Akhirnya, saya mengusulkan agar asisten PJSIG membentuk sebuah organisasi mahasiswa atau semacam kelompok studi, yang berfokus dalam mengkaji teknologi PJSIG, dan para anggotanya nantinya sekaligus merupakan asisten PJSIG. Usulan saya ini kemudian disambut baik oleh asisten PJSIG generasi pertama. Mereka setuju untuk membentuk kelompok studi yang spesifik mengkaji bidang ilmu PJSIG. Kelompok studi tersebut kemudian diberi nama Forestry GIS.

Selanjutnya, pada Desember 2013, kami membuat konsep visi, misi, dan tujuan Forestry GIS, untuk kemudian diusulkan pendiriannya kepada Pimpinan Fakultas Kehutanan Unlam. Hingga akhirnya pada tanggal 02 Januari 2014, Forestry GIS resmi berdiri melalui Surat Keputusan Dekan Fakultas Kehutanan Unlam, Nomor: 01/JO8.1.24/KM/2014, tanggal 02 Januari 2014.